Anies-Sandi Menangkan Hati Warga Jakarta

Malam itu, Kamis (15/12) pada acara Talksow yang diadakan Kompas TV di Ballroom Djakarta Theater. Ketika Anies Baswedan dengan lantang mangatakan, “Kami akan berpihak pada rakyat kecil! Kami justru akan berpihak kepada mereka yang hari ini tersingkirkan!” Saat itu juga, warga Jakarta telah menentukan ke mana suara harapan perubahan akan diamanahkan.

Malam itu, Kamis (15/12) pada acara Talksow yang diadakan Kompas TV di Ballroom Djakarta Theater. Ketika Anies Baswedan dengan lantang mangatakan, “Kami akan berpihak pada rakyat kecil! Kami justru akan berpihak kepada mereka yang hari ini tersingkirkan!” Saat itu juga, warga Jakarta telah menentukan ke mana suara harapan perubahan akan diamanahkan.

Jakarta kini diakui sudah memiliki fasilitas dan infrastruktur yang cukup baik sebagai penunjang kemajuan kota. Dalam dua tahun masa jabatan Gubernur DKI Basuki, sarana transportasi, edukasi, rekreasi, hingga sarana penanggulangan banjir hanya tercapai 50%. Selama dua tahun itu pula ketimpangan antara si kaya dan si miskin semakin tinggi. Fakta ini dibenarkan oleh data dari Badan Pusat Statisik (BPS) DKI Jakarta yang mendapatkan rasio gini atau rasio ketimpangan tahun 2015 sebesar 0,46, naik dari sebelumnya 0,43 pada 2014 (semakin angka dekat dengan nominal 1, semakin tinggi ketimpangan). Sementara itu, jumlah penduduk miskin naik menjadi 393,98 ribu jiwa pada tahun 2015, yang sebelumnya sebesar 398,92 pada tahun 2014. Melihat angka tersebut, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa selama dua tahun kepemimpinan Gubernur Basuki, warga Jakarta semakin tersiksa akan himpitan ekonomi.

Data yang sama dilontarkan pasangan Anies-Sandi ketika mengkritik kinerja paslon pertahana, dalam segmen Penajaman Visi-Misi. Namun, Basuki-Djarot menyangkal benar adanya data tersebut tanpa adanya penjelasan lebih lanjut, sebaliknya berasumsi bahwa data tersebut tidak valid. Begitu juga dengan data mengenai 35% anak-anak di Jakarta tidak menyelesaikan jenjang SMA dan 65% anak di Kepulauan Seribu yang tidak lulus SMA, juga disangkal. Tentunya, sikap subjektif yang ditunjukan Basuki-Djarot menjadi penilaian negatif di mata masyarakat.

Terkait ketimpangan yang ada di Jakarta, Anies-Sandi memiliki fokus dalam menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh warga. Absensi atas keadilan sosial di Jakarta selama ini terus dirasakan oleh seluruh warga Jakarta. Oleh karena itu, sebagai calon pemimpin yang sudah diamanatkan masyarakat, Anies-Sandi memastikan tidak akan ada lagi jarak antara si kaya dan si miskin.

“Kualitas kota ini akan ditentukan oleh kualitas manusianya. Kita juga bukan hanya ingin memajukan kotanya, kita ingin membahagiakan warganya. Apalah artinya kemajuan kota ketika warganya tidak bahagia.” Kata Anies.

Dalam kesempatan yang sama, Anies-Sandi menwarkan program-progam terobosan menuju Jakarta yang lebih modern. Ketimbang yang ditawarkan paslon Ahok-Djarot yang lebih menekankan “sudah dan lanjutkan”, program-program yang Anies-Sandi tawarkan nampaknya lebih solutif dan relevan untuk DKI Jakarta. Perlahan pemikiran dan pandangan warga Jakarta semakin realistis melihat permasalahan dan potensi yang ada. “Membangun maunsianya”, merupakan aspek prioritas yang seharusnya sudah dilakukan oleh gubernur sebelumnya. Untuk itu, sosok Anies, yang sudah diakui dalam meningkatkan dan membangun potensi SDM, dan Sandi, yang memiliki kemampuan ekonomi dan menejemen, lebih menjanjikan di mata warga.

“Kami berdua adalah dwi tunggal. Mas Anies pakar pendidikan dan mampu menggerakan masyarakat dengan gerakan sederhana tapi efektif. Saya kuat di ekonomi, infrastruktur, dan manajemen,” kata Sandi.

Dilihat dari kapabilitas yang dimiliki Anies dan Sandi, menjadikan mereka pasangan yang saling melengkapi. Berbeda dengan paslon Basuki dan Djarot yang hanya saling menutupi kesalahan masing-masing. Terlihat dalam statement Djarot yang menyatakan:

“Pak Ahok punya kelemahan, saya yang menyempurnakan. Ahok dari luar Jawa dan tata bahasanya kasar, saya Jawa dan santun, jadi saya melengkapi.” Djarot Saiful Hidayat.

Hal ini yang tidak kalah penting, yang membuat warga Jakarta menetapkan pilihannya kepada Anies-Sandi, yaitu perihal kepemimpinan. Seperti yang kita semua ketahui bahwa Basuki, selaku Gubernur DKI, memiliki karakter yang tempramental, cara penyampaiannya yang tegas, namun cenderung kasar. Warga Jakarta menginginkan akan adanya gubernur baru. Jakarta membutuhkan pemimpin yang santun sehingga mampu membentuk situasi politik dan sosial yang sejuk di Jakarta. Pemimpin yang berpihak kepada rakyat dan melayani dengan sepenuh hati tanpa menyakiti. Oleh karenanya, sesuai dengan janjinya, “Pembangunan Tanpa Menyakiti”, warga Jakarta semakin yakin bahwa Anies dan Sandi adalah pemimpin yang pas dilihat dari segala aspek untuk memimpin DKI Jakarta baru.

Tautan terkait:

  • http://www.beritasatu.com/megapolitan/363068-angka-ketimpangan-di-jakarta-meningkat-043-persen.html
  • https://m.tempo.co/read/news/2016/08/01/083792419/pertama-dalam-2-tahun-penduduk-miskin-jakarta-bertambah