Kepulauan Seribu sebagai Kepulauan Pembangunan Mandiri

Mengatasi kesenjangan Ibukota dengan menjadikan Kepulauan Seribu sebagai Kepulauan Pembangunan Mandiri dengan menyediakan infrastruktur, lapangan kerja, fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi segenap warganya dan menjadikannya sebagai pusat inovasi konservasi ekologi.

Kondisi saat ini

Kesehatan

  1. Hanya ada 1 apoteker dan 2 dokter gigi.
  2. Jumlah bidan berkurang lebih dari 50% (tahun 2014, 71 orang; tahun 2015, 30 orang)
  3. Hanya ada 1 rumah sakit dengan kapasitas 17 tempat tidur

Sumber: (BPS: Kep. Seribu dalam Angka 2016)

Ekonomi dan Pariwisata

Meskipun Kepulauan Seribu memiliki potensi pariwisata yang menjanjikan, namun pengembangannya belum maksimal.

  1. Kontribusi sektor Pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepulauan Seribu masih rendah. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran saja baru sekitar 3,29%
  2. Sepanjang 2011 hingga 2015, tidak ada penambahan rumah makan dan resort wisata baru.
  3. Struktur ekonomi Kepulauan Seribu masih didominasi sektor Pertambangan/Penggalian (lebih dari 90%)

Sumber: (BPS: Kep. Seribu dalam Angka 2016 dan Bank Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi DKI Jakarta Triwulan III-2015; Diolah)

Transportasi

Keadaan transportasi di Kepulauan Seribu tidak banyak berubah selama 5 tahun terakhir.

  1. Hanya memiliki 40 kapal kayu (hanya bertambah 2 unit sejak 2011).
  2. Hanya memiliki 21 kapal milik pemerintah (tidak berubah sejak 2011)
  3. Hanya ada 9 kapal penumpang reguler (tidak berubah sejak 2011).

Sumber: (BPS: Kep. Seribu dalam Angka 2016)

Pembangunan Manusia

  1. Sepanjang 2011 – 2015, laju pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Seribu mengalami penurunan dari 4,28% pada tahun 2011 menjadi hanya 0,23%  di tahun 2015
  2. Indeks pembangunan manusia di Kepulauan Seribu adalah 68,84 atau berada di bawah Kabupaten Mimika (70,89), Kabupaten Jayapura (70,04).
  3. Presentasi penduduk miskin sekitar 11,56% (pada tahun 2014),
  4. Tingkat pengangguran 2015 adalah sebesar 5.51%, atau naik dari tahun 2014 sebesar 5.43%
  5. APM SMA sederajat di Kep. Seribu hanya 34,99%. Posisi ini jauh lebih rendah dibanding Merauke (45.20%), Nabire (48.87%), Mimika (45.73%) dan ratusan kabupaten kota lainnya di Indonesia. (Data Pokok Pendidikan 2014/2015, diterbitkan 2015).
  6. Nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) Kep. Seribu adalah 55.76 atau berada di bawah rata-rata nasional (56.69) dan berada di bawah semua kabupaten dan di kota di Jawa Tengah dan DIY.

Sumber: (BPS: Kep. Seribu dalam Angka 2016, Statistik Daerah Kepulauan Seribu 2016, Data Pokok Pendidikan 2014/2015 dan Neraca Pendidikan Daerah, Kemdikbud 2015)

 

Solusi/Terobosan

“Mengatasi kesenjangan Ibukota dengan menjadikan Kepulauan Seribu sebagai Kepulauan Pembangunan Mandiri dengan menyediakan infrastruktur, lapangan kerja, fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi segenap warganya dan menjadikannya sebagai pusat inovasi konservasi ekologi”.

Strategi:

  1. Membentuk Desk Kepulauan Seribu yang bertujuan untuk memperkecil gap pembangunan (pendidikan, kesehatan dan ekonomi) Kepulauan Seribu dengan kota lainnya di DKI Jakarta.
  2. Kesehatan:
    1. Memperbanyak jumlah tempat tidur di rumah sakit pemerintah dari 17 tempat tidur menjadi 150 tempat tidur dalam waktu 1 tahun
    2. Meningkatkan jumlah dokter gigi dan apoteker
    3. Menyediakan 10 unit ambulan apung
  3. Ekonomi dan Pariwisata:
    1. Menjadikan Kepulauan Seribu sebagai pusat inovasi konservasi ekologi
    2. Membuka pusat-pusat kewirausahaan di tingkat kecamatan/kelurahan yang menyediakan coworking space, permodalan dan dukungan lain bagi wirausahawan baru.
    3. Mengembangkan resort apung yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi terbatasnya lahan
    4. Mendorong peningkatan hasil tangkapan dan budidaya perikanan melalui pendampingan industri perikanan yang dikelola oleh masyarakat lokal
  4. Transportasi:
    1. Menambah kapasitas dermaga/pelabuhan.
    2. (Bis Laut) Menambah kapal reguler penumpang dari 9 buah menjadi 30 buah dengan rute yang terjadwal dan sering.
    3. Mengintegrasikan sistem pembayaran transportasi laut tersebut dengan sistem pembayaran TransJakarta.
  5. Pembangunan Manusia:
    1. Memastikan semua anak sekolah berusia 6-21 mendapatkan kartu KJP Plus utk meningkatkan partisipasi sekolah
    2. Mendirikan pusat-pusat belajar masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan melalui program Kerjar Paket C dan program kursus keterampilan.
    3. Mendirikan SMK Pariwisata dan merevitalisasi SMK Kelautan unggulan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil melalui peningkatan jumlah guru produktif, pengembangan teaching factory* dan penerapan dual-system** SMK dengan industri
    4. Memberikan pendampingan peningkatan kualitas guru melalui program guru mentor serta peningkatan frekuensi pelatihan guru

 

Keterangan:

*Memastikan keuntungan kegiatan produksi yang dilakukan di SMK menjadi milik SMK dan dijadikan dana pengembangan pembelajaran, seperti investasi pembelian alat-alat baru dll.

**Mendorong keterlibatan industri mulai dari penyusunan kurikulum keahlian hingga proses penempatan siswa magang dan pengembangan kompetensi lulusan.