Perjalanan Anies Menjadi Calon Gubernur

Tekad Mas Anies membangun masyarakat mengantarkannya memasuki dunia pemilihan kepala daerah Jakarta.


Siapa yang tidak kenal dengan Mas Anies? Nama Anies Baswedan telah dikenal masyarakat, khususnya kalangan anak muda, jauh sebelum menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta. Misalnya saja di tahun 2007, Mas Anies diangkat menjadi Rektor Universitas Paramadina dalam usia 37. Sampai sekarang Mas Anies adalah rektor termuda yang pernah dilantik di Indonesia. Saat menjadi rektor, Mas Anies menggagas matakuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa, yaitu matakuliah Anti Korupsi. Mas Anies ingin anak muda Indonesia mempunyai semangat antikorupsi sehingga kelak ketika mereka menjadi penyelenggara negara, tidak ada korupsi.

Sebagai generasi yang menjadi harapan masa depan Indonesia, anak muda mendapat perhatian khusus Mas Anies. Di tahun 2010, Mas Anies mendirikan gerakan Indonesia Mengajar. Dia mengajak putra-putri terbaik bangsa untuk mengabdikan diri menjadi pengajar di sekolah-sekolah terpencil yang tersebar di seluruh Indonesia. Mas Anies menggerakkan hati anak muda yang mengenyam pendidikan tinggi, untuk membagi ilmu kepada anak-anak yang bahkan terabaikan kualitas pendidikannya.

Selain dunia pendidikan, Mas Anies juga mempunyai perhatian yang besar dalam dunia politik Indonesia. Mas Anies mendirikan Gerakan Turun Tangan, yang mengajak anak muda mengawal dan mendorong terciptanya politik yang baik.


Jalan Sunyi Pendidikan

Di tahun 2014, Mas Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Mas Anies perlahan mengubah wajah pendidikan Indonesia. Berbagai keputusan sulit dihadapi Mas Anies demi memperbaiki kualitas pendidikan bangsa Indonesia. Kualitas guru ditingkatkan, infrastruktur dan fasilitas penunjang diperbaiki, orangtua diajak aktif terlibat dalam pembelajaran anak-anaknya, masyarakat diajak terlibat kembali mengawal dunia pendidikan.

Namun perjuangan di jalan pendidikan memang sunyi. Menjadi Menteri Pendidikan jelas tidak sama dengan menjadi menteri lain yang hasil kerjanya bisa terlihat seketika. “Kementerian Pekerjaan Umum langsung terlihat pekerjaannya. Perbaikan jalan, membangun jalan tol. Tetapi menjadi Kementerian Pendidikan hasilnya bertahap dan butuh waktu untuk membuktikannya,” ujar Mas Anies.

Selama menjadi menteri, kebijakan yang dibuat Mas Anies terkenal berani. Misalnya saja menjadikan kawasan sekolah bebas asap rokok dan melarang kegiatan sekolah menerima sponsor rokok. Bayangkan bagaimana reaksi industri rokok yang dirugikan dengan jumlah tidak sedikit. Belum lagi keluhan guru dan siswa. Bukankah banyak di antara pelajar kita yang merorok? Tetapi Mas Anies tidak gentar. Keputusan baik tetap dilakukan. Begitu juga dengan penghapusan Masa Orientasi Sekolah (MOS) yang membuat banyak pihak merasa lega. Tradisi jajah-menjajah yang sudah berpuluh tahun diwarisi dunia pendidikan Indonesia, dengan berani dihapuskan Mas Anies. Korban sudah terlalu banyak berjatuhan. Pelajar senang, guru lega, orangtua terharu.


Maju Sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta

Baru dua tahun menjabat sebagai Menteri, Mas Anies terkena reshuffle kabinet. Jabatan Menteri berpindah tangan. Rupanya keputusan ini ramai dibicarakan masyarakat. Banyak yang menyayangkan keputusan ini (Baca: Kinerja Anies Baswedan sebagai Mendikbud dalam 2 tahun). Apakah Mas Anies berhenti sampai di sana? Tidak!

Tekadnya membangun masyarakat mengantarkannya memasuki dunia pemilihan kepala daerah Jakarta. Mas Anies memutuskan turun tangan langsung membenahi Jakarta. Pada tanggal 23 September 2016, secara resmi dua partai besar, yaitu Gerindra dan PKS, mengusung nama Mas Anies menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, posisi calon gubernur akan diberikan kepada Sandiaga Uno, pengusaha yang namanya juga dikenal kalangan anak muda. Gerindra dan PKS membutuhkan waktu sekitar delapan bulan untuk berembuk mengenai siapa yang akan mereka usung menjadi calon ketua dan wakil gubernur.

Bang Sandi, yang saat itu digadang-gadang akan menjadi calon gubernur, meminta kedua partai pengusung untuk menjadikan Mas Anies sebagai calon gubernur. Bang Sandi mengatakan keputusan menggandeng Anies menjadi calon gubernur adalah keinginannya. “Kami adalah pasangan dwitunggal. Masing-masing punya kelebihan dan saling melengkapi,” kata Bang Sandi.



Ada 3 alasan utama mengapa akhirnya kedua partai mencalonkan Mas Anies dan Bang Sandi. Pertama, mereka mempunyai integritas yang baik. Kedua, Anies-Sandi memiliki kapabilitas mumpuni dalam bidang masing-masing. Ketiga, keunikan basis masing-masing pendukung calon. Menurut Bang Sandi, dirinya memiliki kekuatan dalam persoalan ekonomi, infrastruktur, membangun kesejahteraan masyarakat, menjaga kestabilan harga, serta menjaga agar ketimpangan sosial tidak berlanjut. Sedangkan kelebihan Anies menurut Bang Sandi adalah piawai membangun kecerdasan bangsa, membangun kebahagiaan, dan festival gagasan.

Kini keduanya bergandengan tangan bertekad membangun Jakarta dengan penegasan yang paling penting: membangun warganya. Mas Anies dan Bang Sandi sepakat, tidak ada gunanya jika sebuah kota telah maju infrastrukturnya, namun warganya tidak ikut maju dan bahagia. Kebahagiaan ini ingin dibagi kepada semua warga Jakarta. Karena ibukota bukan hanya milik kelas tertentu. Jakarta milik semua warganya.

“Kami akan membuat kebijakan yang melindungi, kebijakan yang menyejahterakan, dan kebijakan dan mencerdaskan,” kata Mas Anies.

 

Berita terkait:

Beritasatu - Gerindra-PKS Resmi Usung Anies Baswedan-Sandiaga Uno

Tempo - Ini Kelebihan Anies Baswedan yang Bikin Sandiaga Kepincut

Liputan6 - Mengapa Sandiaga Uno Berikan Posisi Cagub ke Anies Baswedan?

Suara - Anies di Atas Sandiaga, Kenapa Bisa? Ini Penjelasan Prabowo

Video:

Deklarasi Anies Baswedan-Sandiaga Uno Sebagai Cagub/Cawagub DKI Oleh Gerindra dan PKS

Anies Baswedan memberikan orasi pertama setelah dirinya diresmikan menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta, berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai Calon Wakil Gubernur.