Memperluas cakupan dan memperbaiki kualitas layanan air bersih dengan prioritas pada wilayah-wilayah dengan kualitas air terburuk dan memberikan subsidi langsung untuk warga tidak mampu.
Pengolahan dan distribusi akses air bersih ke warga belum dikelola dengan serius, seperti:
Pemerintah saat ini menggratiskan pemasangan pipa PAM, namun warga yang memanfaatkan tidak bertambah signifikan, hanya 8,1% dari total 10,3 juta penduduk (Jakarta Dalam Angka, 2015).
Warga masih mengeluhkan buruknya pelayanan dan kualitas air bersih (airnya kecil dan berbau) yang disalurkan.
Penghentian kebocoran produksi air bersih dalam penyaluran belum signifikan dari tahun ke tahun.
Solusi/Terobosan
Tujuan utama: Akses air bersih terpipa.
Pipanisasi berjalan dengan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 200% dari jumlah pelanggan tahun 2015, dengan implementasi bertahap yang dimulai dari daerah dengan akses dan kualitas air terburuk.
Langkah-langkah:
Mempercepat proses pipanisasi sambungan air bersih. Bertujuan untuk mengurangi permintaan penyedotan air tanah.
Memperluas kriteria penerima pemasangan pipa PAM gratis untuk warga, yaitu warga dengan luas rumah 150 m2 ke bawah.
Memberikan 80% subsidi pembayaran langganan air pada warga yang luas rumah di bawah 70 m2 dan yang tinggal di rusun milik pemerintah (bukan apartemen mewah).
Meningkatkan kapasitas produksi pengolahan air baku dan air bersih, selain produksi air dari luar wilayah DKI Jakarta dengan target penambahan produksi air sebesar 30% dari data produksi tahun 2015 (kini hanya 5%).
Memperbaiki tata kelola air bersih bagi warga:
Memperluas peranan Dewan Sumber Daya Air Provinsi (DSDAP) DKI Jakarta dalam hal kegiatan audit dan penindakan secara langsung pada kegiatan yang terkait pada gangguan konservasi sumber daya air, penggunaan air tanah komersil dan pengembangan serta penelitian untuk teknologi peningkatan produksi Sumber Daya Air.
Melakukan audit kinerja dan pelayanan menyeluruh pada PAM Jaya dan mereview kerjasama dengan Aetra dan Palyja.
