Anies Baswedan: Jangan Minta Korban Untuk Bayar!

Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak seringkali tidak dibawa ke ranah hukum karena tidak sanggup dengan biayanya.

Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jakarta beberapa tahun ini semakin marak. Pada tahun 2015 terjadi 321.752 kasus kekerasan terhadap perempuan, 69% di antaranya adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak tidak hanya di dalam rumah tangga, melainkan juga di keluarga dan komunitas lainnya, seperti petemanan. Mereka mengalami kekerasan seksual, pelanggaran HAM, pemiskinan, dan lain-lain. Hingga kini, perlindungan dan penanganan kasus yang menimpa perempuan dan anak-anak masih kurang.

“Perempuan bukan hanya butuh perlindungan, tetapi juga harus dihargai. Saya mengajak semua orang untuk menghargai setiap perempuan, seperti menghargai ibu kita,” kata Mas Anies, saat sesi pengambilan gambar sebagai Tokoh Anti Kekerasan Terhadap Perempuan,

Leluhur bangsa kita sudah lebih dahulu memberikan kedudukan tinggi bagi perempuan. Dalam bahasa Sansekerta, perempuan berasal dari kata per-empu-an. Per yang berarti makhluk, empu artinya mulia, berlimu tinggi dan pembuat suatu karya agung.

Selain itu, kedudukan perempuan di mata agama dan negara sama-sama dianggap mulia. Kita sepakat bahwa perempuan dan anak-anak adalah pionir majunya sebuah kota, sebuah negeri. Memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak-anak adalah salah satu cara menjaga aset berharga bagi kemajuan bangsa.

Mas Anies dan Bang Sandi menawarkan dua solusi utama, yaitu perlindungan dan penanganan. Salah satu programnya adalah memberi subsidi bantuan hukum terhadap kasus kekerasan di rumah tangga maupun komunitas. Selama ini banyak kasus kekerasan tidak ditangani karena korban keberatan dengan biaya untuk membawa kasus ke ranah hukum.

Menurut Mas Anies, korban tidak perlu dimintai biaya administrasi. Korban mengalami berbagai kerugian, namun mereka tetap dimintai biaya administrasi untuk menyelesaikan kasusnya. Akhirnya banyak yang memilih tutup mulut dan menyimpan kasusnya. Mas Anies menekankan bahwa perempuan dan anak-anak harus dilindungi, bukan dibiarkan.

 

Program terkait:

Baca program Anies-Sandi tentang Perlindungan Perempuan dan Anak.

 

Video terkait: