Anies Sandi Menang

Oleh: Alam

Hasil pilkada Jakarta semakin mempertegas bahwa Jakarta telah memiliki gubernur dan wakil gubernur baru. Kenyataan ini sulit dihindari karena kemenangan Anies-Sandi hanya terbentur faktor proses penyelenggaraan teknis pilkada yang masih dua bulan ke depan.

Di rentan waktu dua bulan ke depan, kemenangan Anies-Sandi justru semakin bertambah besar, bahkan semakin menggerus suara Ahok-Djarot. Hal ini berbanding lurus dengan beberapa variable berikut ini.

Pertama, warga Jakarta semakin menyadari bahwa nasib Ahok-Djarot akan mengikuti jejak Fauzi Bowo pada pilkada lalu yang gagal menang satu putaran dan tumbang di putaran kedua. Ketika petahana gagal menang satu putaran, berarti warga sudah menginginkan pergantian kepemimpinan. Terlebih Ahok-Djarot sudah melakukan segala cara dan dengan topangan berbagai fasilitas yang menggiurkan, tapi tetap tidak mampu menang satu putaran dan hanya meraih suara 42,99%.

Rasionalitas ini yang kemudian membuat pemilih semakin solid ke Anies-Sandi dalam rangka mengambil posisi berada pada kubu pemenang. Baik pemilih Anies-Sandi sendiri maupun pemilih yang belum memilih mereka, termasuk pemilih Ahok-Djarot.

Kedua, menyatunya kekuatan yang menginginkan pergantian kepemimpinan Jakarta yang hampir mencapai angka 60% pemilih dan semakin tegas serta solid mendukung Anies-Sandi.

Ketiga, menguatnya dan solidnya gerakan para pemuka agama dan ulama untuk mengajak dan menyadarkan pemilih muslim yang masih memilih Ahok-Djarot. Hal ini bisa dipastikan akan menggerus suara Ahok-Djarot yang pada putaran pertama masih didukung tak kurang dari 10% pemilih muslim.

Solidaritas ini semakin menguat tidak hanya di Jakarta tetapi tersebar keseluruh penjuru Indonesia. Hampir bisa dipastikan akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi solidnya pemilih muslim Jakarta untuk menghadirkan pemimpin muslim di Jakarta yang dianggap sesuai dengan realitas sosiologis masyarakat Jakarta.

Keempat, gagasan atau program Anies-Sandi yang sangat mempengaruhi pemilih karena dianggap memiliki keberpihakan yang nyata untuk masyarakat Jakarta. Gagasn ini sekaligus menjawab problem dasar yang tengah di hadapi masyarakat Jakarta seperti penghentian reklamasi, penolakan penggusuran, KJP Plus, Rumah DP 0 Rupiah, sembako murah, perbaikan kualitas layanan kesehatan, dan sebagainya. Program-program ini menjadi pembeda dengan program yang belum dilakukan oleh petahana selama ini atau tidak dilakukan sama sekali oleh petahana.

Kelima, konflik dan gonjang-ganjing di internal kubu Ahok-Djarot pasca putaran pertama. Di kubu mereka terjadi penghakiman baik kepada tim maupun pendukung yang dianggap tidak komit bekerja memenangkan Ahok-Djarot. Implikasinya tentu saja mereka mereka ini kemudian meninggalkan barisan Ahok-Djarot dan bergabung dengan Anies-Sandi, sebagaimana yang terus terjadi setiap harinya saat ini.

Faktor-faktor tersebut semakin mempertegas menguatnya dukungan terhadap Anies-Sandi yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Meskipun ada upaya curang, tetap tidak akan bisa dieksekusi karena semakin menguatnya kontrol publik pada putaran kedua.

Selamat datang gubernur dan wakil gubernur baru yang akan menjadikan Jakarta, Maju Kotanya Bahagia Warganya, dengan iman dan taqwa sebagai landasannya.