Seikat Bunga Untuk Anies Baswedan

Rawa Belong, pasar bunga terbesar di Indonesia, menyimpan sejuta cerita di balik harumnya bunga-bunga di sana.

Rawa Belong, pasar bunga terbesar di Indonesia, menyimpan sejuta cerita di balik harumnya bunga-bunga di sana. Seperti yang diceritakan Lina Sedap Malam kepada Mas Anies Baswedan, Cagub DKI Jakarta, saat berkunjung ke Pasar Bunga Rawa Belong, 2 November 2016. Mas Anies duduk mendengarkan cerita Lina bersama beberapa pedagang lain. Mereka bercakap dalam bahasa Krama Inggil atau Jawa Halus.

“Saya sudah pernah bangkrut tahun 2011 lalu. Habisnya banyak yang enggak bayar,” kenang Lina. Ketika itu Lina bahkan sempat kehabisan modal untuk meneruskan usahanya yang sudah berjalan puluhan tahun. Perlahan bisnis Lina membaik dan kini dia kembali sebagai salah satu pedagang yang diperhitungkan di Pasar Bunga Rawa Belong. “Kuncinya sabar,” kata Lina sambil memegang tangan Mas Anies.

Mas Anies berkata akan menjadikan sabar sebagai modal dalam pilkada ini. Selain bertemu dengan Lina, Mas Anies juga bertemu dengan Raka, yang pagi itu menjual seikat bunga mawar dengan harga lebih murah kepada Mas Anies.

“Harganya R.35.000, saya jual Rp.25.000 ke pembeli pertama sebagai penglaris,” kata Raka. Pemuda itu tidak tahu yang membeli bunganya adalah Cagub Jakarta Anies Baswedan.

Dari Lina, Raka dan pedagang lainnya, Mas Anies menerima sejumlah pengaduan. “Di sini airnya sulit, padahal air penting banget untuk bunga,” kata Lina. “Jalanan juga banyak yang rusak, kalau lagi nganter bunga ke pelanggan, bunganya jadi ikutan rusak,” keluh para pedagang.

Dalam program kerjanya, Mas Anies sudah berniat membenahi pasar tradisional, termasuk pasar tematik seperti pasar bunga dan pasar ikan. Setelah bertemu dengan banyak pedagang di sana, Mas Anies juga ingin mengadakan Hari Bunga dan Festival Bunga Tahunan sebagai bagian dari festival budaya yang sudah ada dalam program kerjanya.